CinTa AiRa

Jumat, 16 November 2007

“Ma, Aira berangkat ke kampus ya”
“lho, nggak nunggu papa dulu?”
“gak usah ma, Aira naik taksi aja”
“iya deh, tapi hati-hati ya”
“ok, ma”

Aira bersemangat sekali berangkat ke kampus, karena hari ini adalah hari pertamanya berkuliah. Sesampainya di kampus, Aira menaiki tangga dengan tergesa-gesa karena jalanan macet dia jd terlambat sampai di kampus. Tapi tiba-tiba….Bruuukkk....Aira merasa tubuhnya menabrak seseorang.

“Maaf…maaf…” Aira berkata dengan terbata-bata, dia takut sekali kalau orang yg ditabraknya itu akan memarahinya.
“iya, nggak apa-apa” kata orang yang ditabrak Aira itu.
Aira memberanikan diri untuk menatap orang yang ditabraknya tadi, ternyata dia bukan orang asing bagi Aira, cowok itu adalah kakak kelasnya di SMU dulu.
“Kak Indra ya?” Aira memberanikan diri untuk menegurnya
“iya, kok kamu tau ?” kata cowok itu heran
“kakak lupa ya sama Aira? Kita kan satu SMU”
Cowok itu tampak mengernyitkan alisnya pertanda dia sedang mengingat-ingat siapa Aira.
“O’iya…Kakak baru ingat, kamu Aira yang pernah ikut Osis itu kan?”
“iya, Kakak kuliah disini juga?jurusan apa?”
“iya, Kakak jurusan Teknik Sipil, kalau Aira?”
“kalau Aira jurusan Manajemen, ah..ya Aira dah telat nih kak, Aira masuk ke kelas dulu ya Kak”
“ok deh, belajar yang rajin yah”

Sesampainya di kelas Dosen sudah memulai pelajarannya tapi karena ini perkuliahan pertama jadi Aira tidak dihukum oleh dosennya karena telat. Aira senang sekali akhirnya dia bisa ketemu lagi sama Kak Indra, dia tidak menyangka akan satu kampus dengan orang yang selama ini diam-diam di sukainya sejak dia masih SMU. Siapa yang tak suka dengan kak Indra,ketua Osis yang cakep, pintar dan ramah lagi. Ah…aku lupa menanyakan nomor teleponnya, kapan ya bisa bertemu lagi dengan kak indra? Aira bergumam dalam hati.
Tak terasa sudah dua bulan Aira berkuliah, tapi selama itu pula dia tak pernah melihat lagi kak Indra, padahal dia ingin sekali bertemu. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Aira.

“hai..Ra, lagi ngapain sendirian?”
“hehe…lapar kak, nggak ada yang mau temenin ni makanya sendirian. kakak mau makan juga?”
“iya, kakak juga lapar”
“O’iya Ra, kenalin nih temen kakak”
“Aira”
“Dimas”
Aira dan Dimas saling bersalaman.
“boleh kami duduk disini Ra?”
“ya..ya..tentu aja boleh” kata Aira bersemangat

Indra dan Dimas meletakkan tas nya di bangku lalu pergi untuk memesan makanan, tak berapa lama mereka kembali dengan membawa makanannya masing-masing.

“Eh..gimana kuliahnya? Enak nggak jd mahasiswa?”
“enak donk kak, bajunya aja bisa bebas gini hehe…”
“apa kesibukan Aira sekarang?, mau ikutan nggak jadi pengurusnya Pentas Seni tahun ini?”
“wah..boleh tu kak, kebetulan Aira lagi nggak ada kegiatan nih”
“oke…klo gitu besok Aira datang ya ke ruang seni”
“oke kak”


Sudah beberapa hari ini Aira sibuk mengurusi persiapan pentas seni, sampai-sampai waktunya banyak dihabiskan disana. Bukan hanya karena dia suka mengerjakan itu semua tetapi selain itu dia juga bisa setiap hari melihat kak Indra dan mengobrol dengannya. Seperti pagi ini Aira sedang sibuk mengetik di depan komputernya dan tiba-tiba terdengar pintu dibuka.

“Oh…Kak Dimas, Aira sangkain siapa tadi”
“lagi sibuk ya Ra?”
“iya nih kak, lagi buatin surat perizinan untuk menyelenggarakan kegiatan pentas seni nanti”
“oh….ada yang bisa dibantu gak nie?”
“nggak usah kak, bentar lagi juga selesai”
“tumben kakak sendirian, Kak Indra mana?”
“Oo..Indra, kakak juga belum ketemu sama dia hari ni”
“Ohh…”

Aira sedikit kecewa karena yang datang bukan Kak Indra seperti yang dia harapkan. Disaat Aira dan Dimas bercakap-cakap, terdengar pintu ada yang membuka
“Haii….., lagi pada ngapain nih?”
“eh..Kak Indra, ini kita lagi ngobrolin tentang pentas seni nanti” Aira menyambut kedatangan Indra dengan bersemangat sekali.
“o’iya gimana, udah banyak belum temen-temen lain yang berpartisipasi”
“udah donk kak, siapa dulu panitianya he..he..”
“ah…bisa aja adek ku ini” ucap Indra sambil memegang kepala Aira
“kak Indra, ke kantin yuk”
“oke,kebetulan kakak juga laper nih, yuk Dim”
“aku gak ikut deh”
“lho kok gak ikut, kenapa?emang kamu gak lapar?”
“aku mau ke perpustakaan dulu, ada tugas yang belum ku selesaikan”
“oke deh, klo gitu”
“dah…Kak Dimas” Aira senang sekali Kak Dimas tidak ikut dengan mereka karena dengan begitu dia akan berduaan dengan Kak Indra, sesuatu yang di inginkannya dari dulu.

Aira sangat senang sekali hari ini, dia merasa kalau hari ini adalah hari keberuntungannya. karena selain dia bisa makan berduaan, dia juga diantar pulang oleh Kak Indra.

Tak terasa acara hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga, jadi hari ini semua panitia kebagian sibuk mengurusi persiapan nanti malam. Aira, Dimas dan panitia yang lainnya sibuk menata dekorasi ruangan. Aira mencari-cari dimana kak Indra, karena dari tadi dia tidak kelihatan. Disaat semua orang sedang asik menata dekorasi sambil bercanda terdengar langka dua orang memasuki ruangan. Ternyata Kak Indra yang datang, tapi siapa gadis yang ada disebelahnya, Aira bertanya-tanya dalam hati. Mereka keliatan mesra sekali, tiba-tiba Aira dikejutkan dengan sapaan Kak Indra.

“ Hai.. Aira kenalin nih Kak Dita”
Aira dan Dita bersalaman sambil menyebutkan nama mereka masing-masing.
“kami ke kantin dulu ya Ra” ujar Indra
“Iya kak”

Sesaat setelah kepergian Indra Dan Dita, Aira masih bertanya-tanya dalam hati siapakah Dita itu, karena mereka kelihatan mesra sekali. Tidak seperti layaknya sesama teman biasa.
“itu pacarnya Indra. Mereka sudah 2 tahun pacaran” dimas menjawab semua tanda Tanya yang ada didalam hati Aira, sepertinya dia tahu apa yang ingin ditanya Aira.
“oohh…” Aira kaget sekali mendengarnya tapi dia tidak mau Dimas tau jd dia berusaha setenang mungkin menjawabnya. Tapi tak terasa air mata Aira menetes di pipinya.
“Ra..kenapa menangis?”
“gak ada apa-apa kak, mata Aira kemasukan debu”
“jangan bohong, kau menyukainya kan?”
Deg…Aira kaget sekali dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Dimas. Tapi dia tahu percuma saja menutupi perasaannya dari Dimas, karena tangisnya sudah memperlihatkan smua yang dirasakannya.
“ya…aku menyukainya Kak”
“dari dulu aku menyukainya, tapi kenapa saat kami mulai dekat aku harus mengetahui semua kenyataan ini”
“apa arti kebaikan dan keramahannya selama ini, aku kira dia pun menyukaiku tapi….” Aira tidak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya karna dia sudah tak tahan lagi membendung tangisnya. Dimas hanya terdiam, dia tahu yang diperlukan Aira saat ini hanya seseorang yang mau mendengar keluh kesahnya bukan menasehatinya.

“sudahlah kak, Aira harus bisa menerima ini semua. Mungkin ini yang tebaik buat Aira” Aira berusaha untuk tegar tapi tetap saja dia tak dapat menyembunyikan kesedihannya. Dan saat ini yang diinginkannya adalah pulang dan menyendiri.
“Aira pulang dulu ya Kak”
“hm..mau kakak antar?”
“gak usah kak, Aira naik taksi aja”
“gimana acara nanti malam, Aira datangkan?”
“kayaknya Aira g bisa datang kak, saat ini Aira pingin sendiri”
“yah..kakak ngerti, ya sudah… hati-hati dijalan ya..”
Aira berlalu meninggalkan Dimas dan menuju jalan raya. Dimas hanya dapat termenung saat itu melihat kepergian gadis yang begitu dia cintai.

“Kenapa kau begitu mencintainya Aira..kenapa??”
“tak tahukah kau kalau selama ini akupun menyukaimu, mencintaimu”
“Andai saja kau dapat melupakannya dan mau membalas cintaku, aku berjanji akan membuatmu selalu tersenyum, tidak menangis seperti yang dia lakukan padamu”

Tapi smua kata-kata itu hanya dapat Dimas katakan pada bayangan Aira, dia tak mempunyai cukup keberanian untuk mengatakannya secara langsung. Dia takut dengan penolakan Aira…tapi dia berjanji akan mengatakannya suatu hari nanti, suatu hari…disaat hati Aira telah sembuh dari luka.

0 komentar:

StoRy in My Life Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino