“Wah…besok taon baru nih..mau kemana ya?” aku dan teman-temanku sibuk membicarakan acara yg akan kami adakan tahun ini. Seperti tahun-tahun baru sebelumnya kami selalu membuat acara yang seru dan tidak akan terlupakan. Karena pada saat-saat itulah kami melepaskan kejenuhan dan kelelahan kami setelah setahun mengikuti perkuliahan. Tapi tahun baru 2005 ini kami ingin sesuatu yang berbeda karena mungkin ini adalah tahun baru terakhir kami berkumpul bersama.
Akhirnya setelah kami membicarakan akan kemana merayakan tahun baru ini, kami memutuskan untuk mendaki gunung Burangrang dan merayakan tahun baru disana. Aku senang sekali mendengarnya karna ini adalah pendakian pertamaku. Tapi ada sedikit rasa cemas juga sih…karna beberapa hari ini hujan hampir setiap hari mengguyur kota Bandung. Apa aman mendaki pada saat ini? hal ini mengelayuti pikiranku. Tapi rasa senangku mengalahkan semua rasa takut yang aku rasakan.
Tanggal 31 Desember 2004 tepatnya jam empat sore, aku dan teman-temanku berangkat dari kosan menuju gunung Burangrang. Kami kesana menaiki angkot. Aku melihat wajah satu persatu teman-temanku, terlihat sekali mereka sangat senang dan bersemangat.
Sesampainya di kaki gunung Burangrang, kami singgah terlebih dahulu di rumah salah satu temanku karena hari sudah maghrib, kami sholat dan berdo’a bersama agar perjalanan kami nanti lancar dan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami. Tetapi baru beberapa menit kami mendaki hujan turun dengan sangat derasnya, kami memutuskan untuk mengisi perut dulu dan berteduh sambil menunggu hujan reda. Setelah hujan reda kami melanjutkan perjalanan agar sampai tepat pada waktunya. Gunung Burangrang ini kata temanku memang bagus untuk pemula karena tidak terlalu susah untuk mendakinya. Tetapi itu bagi mereka yang sudah terbiasa mendaki, bagiku tetap saja susah dan melelahkan. Bahkan aku rasanya sudah tak sanggup lagi melangkahkan kakiku, tapi untuk mengatakan kata “capek atau istirahat dulu” aku gengsi sekali karna aku nggak mau dibilang manja sama teman-temanku. Teraksa lah aku terus mengikuti pendakian itu sampai akhirnya kami smpai ke tempat dimana akan merayakan tahun baru. Ternyata diatas sudah ramai juga orang-orang yang akan merayakan tahun baru disana.
Udara yang dingin tak terasa olehku karna aku senang sekali saat itu. Kami mendirikan tenda untuk tempat berteduh apabila nanti terjadi hujan. Aku dan beberapa orang temanku mencari kayu untuk membuat api unggun agar bisa menghilangkan dinginnya udara malam itu. Setelah smuanya nya selesai kami smua duduk melingkari api unggun sambil menunggu jam 12. kami mengisi waktu dengan ngobrol, bercanda, dan bernyanyi sambil membakar ayam dan jagung. Indah sekali saat itu……
Saat-saat pergantian tahun tinggal beberapa detik lagi kami smua yang ada disana menghitung mundur dan duaarr…kembang api ada dimana-mana. Smua yang ada disana saling bersalaman dan mengucapkan selamat tahun baru.
Paginya kami ingin melanjutkan perjalanan sampai ke puncak gunung Burangrang, tetapi hujan turun lagi sehingga kami harus mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan. Akhirnya kami putuskan untuk kembali pulang karena hari sudah siang dan besoknya harus kembali ke kampus. Kami turun dengan melewati jalan yang berbeda sewaktu kami naik kemarin karena kami ingin melihat air terjun. Wah…ternyata jalannya sangat terjal dan curam apalagi baru dibasahi hujan. Aku takut sekali tetapi teman-teman yang lain terlihat begitu semangat, hal itu membuatku kembali bersemangat. Kami saling membantu dan berpengangan tangan satu sama lainnya untuk turun agar tidak terjatuh, disaat itulah aku merasakan persahabatan yang sangat indah. Rasa takutku pun sedikit demi sedikit menghilang.
Akhirnya setelah melewati jalan yang curam itu dan beberapa orang temanku ada juga yang terjatuh, kami akhirnya sampai juga di tempat air terjun. Ah…senang sekali melihat air terjun itu, rasanya pengorbanan kami waktu menuruni gunung itu sebanding dengan apa yang kami lihat sekarang. Setelah beberapa saat bermain-main di air terjun, kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Bandung. Kami berjalan sambil bernyanyi dan bercanda, smuanya terlihat puas dengan perjalanan kali ini.
Selain rasa senang karena pendakian pertamaku sukses, aku juga merasakan saat itu persahabatan kami yang sangat indah. Dan kami smua berjanji tak kan pernah melupakan saat-saat itu.
Special for my best friends
Miss u all